Rabu, 14 Desember 2016

Suliyanah

Nama               : Suliyanah
NIM                : 1415201055
Jurusan            : Ahwal Asy Syakhsiyyah
Semester          : III/A
BAB SHOLAT KAHAUF
(Shalat Dalam Keadaan Takut)
A.    Hadis

عن صالح ابن خوات رضي الله عنه عمن صلى مع النبي ص. م يوم ذات الرقاع صلاة الخوف ان طائفة من اصحا به ص. م صفت معه  و طائفة وجاه العدو, و جاءت الطائفة الاخرى فصلى بهم الركعة التي بقيت ثم ثبت جالسا واتموا لانفسهم ثم سلم بهم. [متفق عليه]                              

B.     Arti Hadis
“Dari Shaleh bin Khawwat r.a tentang orang yang shalat bersama Nabi saw, pada perang “Dzaturriqa’” suatu shalat dalam keadaan takut (perang). Bahwasanya sekelompok sahabat nabi saw berbaris (shalat) bersama beliau dan sekelompok lagi menghadap musuh. Lalu datanglah sekelompok yang lain (yang menghadap musuh tadi), lalu beliau shalat bersama mereka itu satu rakaat sisanya itu, kemudian beliau tetap duduk dan mereka bangkit menyempurnakan shalatnya sendiri-sendiri, kemudian beliau salam bersama mereka. (HR. Muttafaqun Alaih)
C.     Biografi Musnad
Sholeh bin Khawwat r.a itu orang Anshar asli Madinah salah seorang tabi’in yang terkenal dia pernah mendengar hadis dari sekelompok sahabat tentang orang yang shalat bersama Nabi saw. Dalam shahih Muslim dari Sholeh bin Khawwat bin Jubair dari Sahal bin Abu Hatsmah, beliau menjelaskan tentang orang tempat meriwayatkan hadis . dan dalam suatu riwayat Sholeh meriwayatkan secara umum seperti dalam riwayatnya ini. Dia mendengar tentang cara-cara sembahyang beliau bersama mereka itu pada waktu perang :”Dzaturriqa’”, yaitu suatu nama daerah di Najed di Negri Gathfan. Peperangan itu dinamai demikian, karena pada waktu itu kaki mereka terperosok sehingga mereka terpaksa mengalami peperangan yang berkobar itu, sebagaimana dijelaskan dalam shohih Al-Bukhary yang diriwayatkan dari Abu Musa. Perstiwa itu terjadi pada bulan Jumadil Awal tahun ke 4 H.
D.    Keterangan
Dia (Sholeh) mendengar tentang tata cara sholat dalam keadaan takut atau dalam keadaan perang. Katanya: Bahwa sekelompok sahabat Nabi berbaris bersama beliau untuk sholat dan sekelompok lagi berdiri menghadap musuh. Lalu beliau sholat bersama mereka yang berbaris di belakang itu seraka’at, kemudian beliau tetap dalam keadaan berdiri dan menyempurnakan sholatnya sendiri-sediri. Kemudian mereka keluar meninggalkan tempat sholat itu lalu berbaris menghadap musuh (menggantikan menghadap musuh tadi). Lalu sekelompok yang menghadap musuh dating berbaris di belakang Nabi saw, lalu beliau sholat bersama mereka serakaat sisanya itu; kemudian beliau salam bersama mereka itu. (H.R Al-Bukhary dan Muslim dari sumber sahabat Muttafaq ‘alaih) Matan Hadis tersebut menurut riwayat Muslim.
Terdapat dalam kitab Al-ma’rifah, karangan Ibnu Mandah, salah seorang  Ulama Besar, tokoh Ulama Hadis; beliau meriwayatkan Hadis dari Sholeh bin Khawwat dari ayahnya. Khawwat itu seorang sahabat ayah dari Sholeh itu sebagaimana dijelaskan dalam Shohih Muslim.
Ketahuilah bahwa peperanga itu terjadi pada tahun ke 4 H sebagaimana telah kami jelaskan di muka. Ini berdasarkan keterangan Ishaq dan lainnya yang termasuk ahli sejarah dan peperangan. Orang-orang menerima fakta sejarah itu dari beliau itu.
  
E.     Pendapat Imam
Ibnul Qayyim tidak sependapat dengan mereka dan mengatakan, bahwa keterangan itu sulit diterima, karena menurutnya, yang benar ialah bahwa orang-orang musyrik menahan Rasulullah saw itu pada waktu perang “Khandaq”, sehingga beliau tidak sempat sholat Zuhur, ‘Ashar, Maghrib dan Isya, lalu beliau menunaikan semua sholat itu dengan Jama’. Dan cara itu sebelum turun ayat tentang sholat khauf (sholat dalam keadaa takut/perang) itu. Sedang perang Khandaq itu terjadi setelah perang “Dzatir-riqa’”, pada tahun ke 5 Hijriyah. Dia (Ibnul Qayim) mengatakan : Yang jelas bahwa sholat yang paling pertama kali beliau lakukan dalam keadaan takut adalah di Isfan. Dan tidak ada perbedaan antara mereka bahwa perang di Isfan itu terjadi setelah perang Khandaq. Sudah benar riwayat dari Rasulullah saw, bahwa beliau melakukan sholat khauf itu, di Dzatir-riqa’, tetapi di ketahui bahwa peristiwa itu terjadi setelah peristiwa perang Khandaq dan Isfan. Jadi jelas sekali kekeliruan dugaa ahli sejarah . barangsiapa yang mengemukakan alasan bahwa shoat khauf itu lebih dulu disyariatkan sebelum perang Khandaq berdasarkan keterangan sejarah itu, maka dia mengatakan bahwa sholat khauf yang dimaksudkan bukan sholat khauf yang disebutkan dalam Hadis tersebut.
Mengenai cara-cara shalat khauf (shalat dalam keadaan takut) sudah jelas. Demikianlah cara-cara sholat khauf itu menurut sekelompok ulama sahabat dan ulama-ulama Syiah dan ulama-ulama mereka. Syafi’iy mensyaratkan sholat khauf itu, ialah sekiranya berada pada arah selain qiblat dan cara semacam itu pada sholat dua rakaat. Apabila sholat itu tiga rakaat maka Imam menunggu pergatian itu pada tahiyat awal dan kelompok yang terdahulu menyempurnakan diri rakaat yang ketiga. Demikian juga caranya bila sholat empat rakaat sekiranya kita kataka bahwa sholat khauf itu pada waktu muqim/musafir). Zohir Al-Quran sesuai sekali dengan keterangan Hadis sebagaimana firman Nya dalam surat An-Nisa’ : 102   
 و اذا كنت فيهم فاقمت لهم الصلاة فلتقم طاءفة منهم معك ولياخذوااسلحتهم........

Artinya: apabila  engkau berada di tengah-tengah mereka lalu engkau ingin mendirikan sholat bersama mereka, maka hendakla kelompok dari mereka berdiri sholat bersama engkau, dan hendaklah menyandang senjata-senjatanya.
Cara-cara sholat khauf semacam itu lebih dekat kepada  dengan sholat biasa dalam hal mengurangi perbuatan-perbuatan merusak sholat dan dalam mengikuti Imam.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar