Nama : Suliyanah
NIM : 1415201055
Jurusan : Ahwal Asy Syakhsiyyah
Semester : III/A
BAB SHOLAT KAHAUF
(Shalat Dalam Keadaan Takut)
A.
Hadis
عن
صالح ابن خوات رضي الله عنه عمن صلى مع النبي ص. م يوم ذات الرقاع صلاة الخوف ان
طائفة من اصحا به ص. م صفت معه و طائفة
وجاه العدو, و جاءت الطائفة الاخرى فصلى بهم الركعة التي بقيت ثم ثبت جالسا واتموا
لانفسهم ثم سلم بهم. [متفق عليه]
B.
Arti
Hadis
“Dari Shaleh bin Khawwat r.a tentang orang
yang shalat bersama Nabi saw, pada perang “Dzaturriqa’” suatu shalat dalam
keadaan takut (perang). Bahwasanya sekelompok sahabat nabi saw berbaris
(shalat) bersama beliau dan sekelompok lagi menghadap musuh. Lalu datanglah
sekelompok yang lain (yang menghadap musuh tadi), lalu beliau shalat bersama mereka
itu satu rakaat sisanya itu, kemudian beliau tetap duduk dan mereka bangkit
menyempurnakan shalatnya sendiri-sendiri, kemudian beliau salam bersama mereka.
(HR. Muttafaqun Alaih)
C.
Biografi
Musnad
Sholeh bin Khawwat r.a itu orang Anshar
asli Madinah salah seorang tabi’in yang terkenal dia pernah mendengar hadis
dari sekelompok sahabat tentang orang yang shalat bersama Nabi saw. Dalam
shahih Muslim dari Sholeh bin Khawwat bin Jubair dari Sahal bin Abu Hatsmah,
beliau menjelaskan tentang orang tempat meriwayatkan hadis . dan dalam suatu
riwayat Sholeh meriwayatkan secara umum seperti dalam riwayatnya ini. Dia
mendengar tentang cara-cara sembahyang
beliau bersama mereka itu pada waktu perang :”Dzaturriqa’”, yaitu suatu nama
daerah di Najed di Negri Gathfan. Peperangan itu dinamai demikian, karena pada
waktu itu kaki mereka terperosok sehingga mereka terpaksa mengalami peperangan
yang berkobar itu, sebagaimana dijelaskan dalam shohih Al-Bukhary yang
diriwayatkan dari Abu Musa. Perstiwa itu terjadi pada bulan Jumadil Awal tahun
ke 4 H.
D.
Keterangan
Dia (Sholeh) mendengar tentang
tata cara sholat dalam keadaan takut atau dalam keadaan perang. Katanya: Bahwa
sekelompok sahabat Nabi berbaris bersama beliau untuk sholat dan sekelompok
lagi berdiri menghadap musuh. Lalu beliau sholat bersama mereka yang berbaris
di belakang itu seraka’at, kemudian beliau tetap dalam keadaan berdiri dan
menyempurnakan sholatnya sendiri-sediri. Kemudian mereka keluar meninggalkan
tempat sholat itu lalu berbaris menghadap musuh (menggantikan menghadap musuh
tadi). Lalu sekelompok yang menghadap musuh dating berbaris di belakang Nabi
saw, lalu beliau sholat bersama mereka serakaat sisanya itu; kemudian beliau
salam bersama mereka itu. (H.R Al-Bukhary dan Muslim dari sumber sahabat
Muttafaq ‘alaih) Matan Hadis tersebut menurut riwayat Muslim.
Terdapat dalam kitab
Al-ma’rifah, karangan Ibnu Mandah, salah seorang Ulama Besar, tokoh Ulama Hadis; beliau
meriwayatkan Hadis dari Sholeh bin Khawwat dari ayahnya. Khawwat itu seorang
sahabat ayah dari Sholeh itu sebagaimana dijelaskan dalam Shohih Muslim.
Ketahuilah bahwa peperanga itu
terjadi pada tahun ke 4 H sebagaimana telah kami jelaskan di muka. Ini
berdasarkan keterangan Ishaq dan lainnya yang termasuk ahli sejarah dan
peperangan. Orang-orang menerima fakta sejarah itu dari beliau itu.
E.
Pendapat
Imam
Ibnul Qayyim tidak sependapat dengan
mereka dan mengatakan, bahwa keterangan itu sulit diterima, karena menurutnya,
yang benar ialah bahwa orang-orang musyrik menahan Rasulullah saw itu pada
waktu perang “Khandaq”, sehingga beliau tidak sempat sholat Zuhur, ‘Ashar,
Maghrib dan Isya, lalu beliau menunaikan semua sholat itu dengan Jama’. Dan cara itu sebelum turun ayat tentang sholat khauf
(sholat dalam keadaa takut/perang) itu. Sedang perang Khandaq itu terjadi
setelah perang “Dzatir-riqa’”, pada tahun ke 5 Hijriyah. Dia (Ibnul Qayim)
mengatakan : Yang jelas bahwa sholat yang paling pertama kali beliau lakukan
dalam keadaan takut adalah di Isfan. Dan tidak ada perbedaan antara mereka
bahwa perang di Isfan itu terjadi setelah perang Khandaq. Sudah benar riwayat
dari Rasulullah saw, bahwa beliau melakukan sholat khauf itu, di Dzatir-riqa’,
tetapi di ketahui bahwa peristiwa itu terjadi setelah peristiwa perang Khandaq
dan Isfan. Jadi jelas sekali kekeliruan dugaa ahli sejarah . barangsiapa yang
mengemukakan alasan bahwa shoat khauf itu lebih dulu disyariatkan sebelum
perang Khandaq berdasarkan keterangan sejarah itu, maka dia mengatakan bahwa
sholat khauf yang dimaksudkan bukan sholat khauf yang disebutkan dalam Hadis
tersebut.
Mengenai cara-cara
shalat khauf (shalat dalam keadaan takut) sudah jelas. Demikianlah cara-cara
sholat khauf itu menurut sekelompok ulama sahabat dan ulama-ulama Syiah dan
ulama-ulama mereka. Syafi’iy mensyaratkan sholat khauf itu, ialah sekiranya
berada pada arah selain qiblat dan cara semacam itu pada sholat dua rakaat.
Apabila sholat itu tiga rakaat maka Imam menunggu pergatian itu pada tahiyat
awal dan kelompok yang terdahulu menyempurnakan diri rakaat yang ketiga.
Demikian juga caranya bila sholat empat rakaat sekiranya kita kataka bahwa
sholat khauf itu pada waktu muqim/musafir). Zohir Al-Quran sesuai sekali dengan
keterangan Hadis sebagaimana firman Nya dalam surat An-Nisa’ : 102
و اذا كنت فيهم فاقمت
لهم الصلاة فلتقم طاءفة منهم معك ولياخذوااسلحتهم........
Artinya: apabila engkau berada di tengah-tengah mereka lalu
engkau ingin mendirikan sholat bersama mereka, maka hendakla kelompok dari
mereka berdiri sholat bersama engkau, dan hendaklah menyandang
senjata-senjatanya.
Cara-cara sholat
khauf semacam itu lebih dekat kepada
dengan sholat biasa dalam hal mengurangi perbuatan-perbuatan merusak
sholat dan dalam mengikuti Imam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar