Rabu, 14 Desember 2016

Siti Khumairoh

KELOMPOK 2 HADITS AHKAM

Nama               : Siti Khumairoh
NIM                : 1415201053
Jurusan            : Ahwal Asy Syakhsiyyah
Semester          : III/A
                                              باب صلاة المسافر والمريض
Hadits ke-463 :
عن معاذ رضي الله عنه قال : خرجنا مع النبي صلى الله عليه و سلم في غزوة تبوك فكان يصلي الظهر و العصر جميعا و المغرب و العشاء جميعا.  (رواه مسلم)        
 
 “Dan dari Mu’adz r.a, ia berkata : kami keluar bersama Rasulullah SAW., pada waktu perang Tabuk, beliau biasa sholat dzuhur dan ashar dengan jamak dan sholat maghrib dan ‘isya dengan jamak”. (H.R. Muslim)
Analisis Lafadz :
 يصلي الظهر والعصر جميعا , mengerjakan solat Dzuhur dan solat Asar secara jamak taqdim tetapi dapat pula ditafsirkan bahwa jamak ini adalah jamak ta’khir.

Kajian Sanad :
-

Biografi Mu’adz bin Jabal :
Nama beliau adalah Mu’adz bin Jabal bin Amr bin Aus al-Kahzraji. Beliau merupakan salah satu dari golongan pertama masuk islam (assabiqunal awwalun) ketika berusia 18 tahun. Beliau terkenal akan kecerdasannya, salah satunya dalam bidang fiqh. Mu’adz ibn Jabal wafat pada tahun 18 Hijriyah ketika berusia 33 tahun karena terkena penyakit Tha’un di Urdun dalam misi dakwah pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab.

Sedikit Sejarah Perang Tabuk :
Perang terjadi pada tahun 630 Masehi atau 9 Hijriyah di Tabuk (sekarang terletak diwilayah Arab Saudi barat laut). Perang terjadi antara 30.000 Muslim (ada pula yang mengatakan 70.000) dan 40.000 pasukan Bizantium (Romawi Timur). Perang ini sebenarnya tidak pernah terjadi karena saat Romawi mendengar kedatangan pasukan Muhammad ke Tabuk, mereka menarik diri ke utara.

Makna Hadits :
Syariat Islam telah menetapkan waktu-waktu tertentu untuk mengerjakan sholat, setiap sholat pada dasarnya mestilah dikerjakan pada waktu yang telah ditetapkan itu. memandang musafir (orang yang berpergian) merupakan salah satu faktor yang boleh menyebabkan kesusahan, maka syariat islam memberi keringanan atau rukhsoh untuk menjamak dua solat yang waktunya saling berdekatan antara satu sama lain; solat Dzuhur dengan solat Asar disatukan, sama ada jamak taqdim ataupun jamak ta’khir, demikian pula solat Maghrib dengan solat Isya disatukan, sama ada jamak taqdim atau jamak ta’khir.
Sholat Jamak adalah sholat yang menyatukan dua sholat atau mengerjakan dua sholat fardu pada satu waktu. Jika perjalanan telah dimulakan pada waktu solat yang pertama, maka jamak yang dilakukan adalah jamak taqdim, maksudnya jika akan menjamak sholat dzuhur dan ashar maka sholatnya dikerjakan pada waktu dzuhur begitupun sholat magrib dan isya dikerjakan pada waktu magrib tiba. Urutannya yaitu kerjakan sholat yang pertama kemudian sholat yang kedua tanpa diselingi kegiatan apapun maksudnya setelah salam pada sholat dzuhur langsung berdiri untuk mengerjakan sholat ashar.
Jika perjalanan telah dimulakan pada waktu solat yang kedua, maka jamak yang dilakukan adalah jamak ta’khir. Jamak ta’khir yakni mengerjakan dua sholat fardu pada waktu sholat yang kedua. Boleh diawali sholat dzhuhur dulu ataupun sholat ashar dulu.
 Faktor yang membolehkan berbuat demikian adalah kesusahan dan hukumnya mubah, sedangkan hikmahnya adalah memberikan keringanan kepada orang yang sedang bermusafir. Melakukan solat jamak di tempat tinggal hukumnya dilarang. Hadis-hadis yang menyebutkan hal ini mestilah ditafsirkan sebagai jamak formaliti saja, tetapi pada hakikatnya setiap solat mesti dikerjakan pada waktunya, di mana solat pertama dikerjakan pada akhir waktunya dan solat yang kedua dikerjakan pada permulaan waktunya.
Imam Abu Hanifah tetap berpegang kepada kaidah asal di mana beliau mewajibkan setiap solat dikerjakan pada waktunya yang telah ditetapkan, kecuali jamak taqdim di Arafah dan jamak ta’khir di Muzdalifah, kerana adanya nash yang menerangkan hal tersebut. Beliau menjadikan jamak ini sebagai salah satu daripada kesempurnaan manasik haji dan inilah yang menjadi faktor yang membolehkan jamak.

Fiqh Hadits :
Seseorang yang bermusafir disyariatkan menjamak dua solat yang waktunya saling berdekatan antara satu sama lain, baik itu jamak taqdim maupun jamak ta’khir. Berikut beberapa pendapat dari ahli Fiqh mengenai sholat jamak :
1.      Imam Malik, Ahmad dan Syafi’i berpendapat bahwa orang musafir boleh melakukan jamak taqdim dan ta’khir.
2.      Al Auza’iy mengatakan bahwa orang musafir boleh melakukan jamak ta’khir saja, pendapat ini juga diriwayatkan oleh Malik dan Ahmad bin Hambal.
3.      Abu Muhammad bin Hazm, An-Nakha’iy, Al Hasan dan Abu Hanifah memilih pendapat yang mengatakan bahwa tidak boleh jamak bagi orang yang sedang musafir baik jama taqdim maupun jama ta’khir. Mereka menafsirkan hadits sebelumnya yang menjelaskan tentang sholat jamak yang dilakukan Nabi SAW., hanyalah jamak dalam pengertian istilah saja, yaitu dengan pengertian bahwa Nabi menta’khirkan sholat dzuhur hingga akhir waktunya dan menunaikan sholat ashar pada awal waktunya.
4.      Ibnu Hazm mengatakan : boleh jamak ta’khir.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar