Nama : sidik muhidin
Jurusan/Smt : AAS-A/3
Tugas Mandiri
Hadits no. 1049 kitab bulughul marom
وَعَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ - رَضِيَ
اللَّهُ عَنْهُمَا - قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ - صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ -: «لَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ إذَا أَرَادَ أَنْ يَأْتِيَ أَهْلَهُ قَالَ:
بِسْمِ اللَّهِ، اللَّهُمَّ جَنِّبْنَا الشَّيْطَانَ، وَجَنِّبْ الشَّيْطَانَ مَا
رَزَقْتنَا، فَإِنَّهُ إنْ يُقَدَّرْ بَيْنَهُمَا وَلَدٌ فِي ذَلِكَ لَمْ
يَضُرَّهُ الشَّيْطَانُ أَبَدًا» مُتَّفَقٌ عَلَيْهِ
948. Dari Ibnu Abbas Radhiyallahu Anhuma bahwa
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam bersabda, "Jika seorang di
antara kamu ingin menggauli istrinya lalu membaca doa, "Dengan nama Allah,
Ya Allah jauhkanlah setan dari kami dan jauhkanlah setan terhadap apa yang
Engkau anugerahkan kepada kami", maka jika ditakdirkan dari hubungan suami
istri itu menghasilkan seorang anak, setan tidak akan mengganggu [anak itu]
selamanya." (Muttafaq Alaih)
[shahih, Al-Bukhari (141), Muslim (1434)]
ــــــــــ
[سبل السلام]
Tafsir Hadits
Hadits ini menurut lafazh Muslim. Hadits ini
mengajarkan tentang bacaan doa yang dianjurkan untuk dibaca ketika hendak
melakukan hubungan suami istri.
Riwayat ini merupakan penafsiran riwayat,
"Seandainya seorang di antara kamu ingin menggauli istrinya."
diriwayatkan Al-Bukhari maksudnya ketika hendak melakukannya. Dan kata ganti
dalam lafazh "جَنِّبْنَا"
untuk suami dan istri. Dalam riwayat Ath-Thabrani "
جَنِّبْنِي " (jauhkanlah saya) dan "
جَنِّبْ مَا رَزَقْتنِي” (dan jauhkan apa yang Engkau anugerahkan
kepadaku) dengan kata ganti satu orang; maka setan tidak akan mengganggu selamanya.
Al-Qadhi Iyadh berkata, "Maksud dari doa
itu bukan menghilangkan segala macam gangguan, walaupun zhahirnya menunjukkan
segala macam gangguan. Karena penggunaan kata peniadaan untuk selamanya;
berdasarkan hadits yang menerangkan bahwa semua anak Adam yang baru dilahirkan
akan dicubit [ditusuk] oleh setan kecuali Maryam dan anaknya, bukankah cubitan
itu bagian dari gangguan! Walaupun cubitan itu membuat si bayi
menangis-menangis pertanda lahir dengan selamat.
Saya katakan, "Pendapat Al-Qadhi ini didasarkan
pada keumuman gangguan baik yang bersifat duniawi maupun agama." Ada yang
berpendapat: hal-hal yang bersifat agama yang tidak bisa diganggu, dan termasuk
golongan hamba Allah yang dikatakan dalam firman-Nya, "Sesungguhnya
hamba-hamba-Ku tidak ada kekuasaan bagimu terhadap mereka." (QS.
Al-Hijr: 42), diperkuat dengan hadits yang riwayatkan Abdurrazzaq dari
Al-Hasan, "Dia berharap jika [istrinya] hamil, semoga kelak anaknya
menjadi anak yang shalih." Dan ini dinilai mursal, namun tidak boleh
dikatakan bahwa itu hanyalah pendapat semata.
Ibnu Daqiq Al-Id -Rahimahullah- berkata,
"Mungkin tidak diganggu dalam pelaksanaan agamanya, akan tetapi bila
demikian berarti dijaga dari melakukan dosa dan ini hanya berlaku bagi para
Nabi." Pendapat ini dibantah, bahwa penjagaan dari setan itu adalah wajib
bagi para Nabi, sedangkan yang lainnya mendapatkan perlin-dungan juga bila
didoakan dan sangat mungkin ada seorang yang tidak pernah berbuat dosa dengan
sengaja, walaupun hal itu tidak mutlak ada. Ada yang mengatakan, "Tidak
akan diganggu", yakni tidak akan diganggu yang menyebabkan keluar dari
agama Islam, dan bukan tidak pernah melakukan maksiat. Ada yang berpendapat,
"Tidak akan diganggu" yakni setan tidak akan ikut-ikutan sang suami
ketika menggauli istrinya, hal ini diperkuat dengan riwayat Mujahid yang
menerangkan bila seorang tidak membaca basmalah [berdo'a] ketika menggauli
istri; maka setan ikut membantu sang suami ketika menggauli istrinya. Ada yang
mengatakan, pendapat inilah yang paling tepat.
Saya katakan, "Hanya saja tidak disebutkan
siapa yang meriwayatkan dari Mujahid, dan ternyata riwayat mujahid itu adalah
mursal. Kemudian hadits menyebutkan faedah bagi si anak kelak yang tidak akan
terwujud kecuali dengan hal tersebut. Atau dengan penjelasan, karena setan
tidak bisa membantu sang suami ketika berhubungan dengan istrinya, maka faedah
doa yang diucapkan sangat besar bagi si anak kelak.
Hadits ini menunjukkan disunnahkannya membaca
basmalah, keterangan tentang keberkahannya, yang membacanya akan selalu dapat
perlindungan Allah dari godaan setan, serta mendapatkan keberkahan dan
pertolongan dari segala macam kejelekan. Dan yang lebih penting lagi, hadits
ini menerangkan bahwa setan tidak pernah berhenti mengganggu keturunan Adam
kecuali mereka yang selalu ingat kepada Allah.
Ø Pesan utama
dari hadits diatas adalah sebelum melakukan hubungan suami istri (sex) itu
diharuskan membaca do’a terlebih dahulu supaya kita tidak di ganggu oleh syetan
dan membuat kita ingat terus kepada allah swt
Ø Apakah bias dimubadalahkan
? mengapa? Apa ilatnya?
Kalau kita
lihat dari konteks bahasa memang hadits itu hanya untuk laki” aja tetapi kalau
yang baca doa hanya si laki” maka syetan akan ganggu si perempuan jadi hadits
itu berlaku untuk perempuan juga…
Ilatnya do’a
itu baik jadi segala yang baik bagi kita itu dibolehkan dan harus dilakukan..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar